Selasa, 04 November 2008

Perkenalan

Bismillah, sekdar mencoba mengisi bagian blog di situs ini. Kata orang tak kenal maka tak sayang, ada juga tak kenal maka ta'aruf (maksa ih), makanya di momen pertama ini iinkan saya bernarsisis ria mengenalkan diri.

Nama, yah walaupun pasaran tapi saya yakin ortu saya dulu mencarinya dengan maksud baik. Dan konon bapak saya sampai kudu mencari-cari di Al Quran hanya untuk memberi nama anak bontotnya : Arif Setiadi. Artinya ya kurang lebih orang besar yang setia dan bijaksana. Keren kan?? Makanya saya agak keberatan juga sebenarnya kalo sekarang banyak yang manggil : A Se!

Yah ga papa sih, asal A dan Se nya jangan digabung. Kalo digabung, nih, kata "ase" dalam bahasa Aceh artinya "anjing". Jauh langit dan bumi dengan maksud bapak saya. Tapi seperti saya bilang tadi, gak pa pa lah. Konsekuensi dari nama pasaran (di kelas aja udah ada 2 nama Arif, jadi ya yang satu dipanggil Arif satunya --saya-- dipanggil A Se deh), dan semoga itu bukan ejekan (karena saya yakin tak banyak yang tau bahasa Aceh itu) melainkan ungkapan sayang.

Saya lahir di Kebumen, tetapi besar di Purworejo, sebuah kabupaten di Jawa Tengah bagian selatan, perbatasan dengan Daerah Istimewa Jogjakarta. Lulus SD tahun 1995, SLTP tahun 1998, SMU (dulu namanya SMU lho ya) tahun 2001. Sempat diterima di salah satu PTN favorit (dan jurusan favorit juga, karena yang masuk kesitu berharap menjadi Amien Rais baru bagi Indonesia), saya memilih STAN dengan alasan klasik ; biaya. Ah, tidak usah dibahas... Intinya kehidupan saya lurus lurus saja dan datar datar saja.

Lulus STAN tahun2004, setelah menunggu hampir 6 bulan saya mendapatkan penempatan di KPP Pontianak, Kalimantan Barat. Dari sini kehidupan saya pun datar datar saja. Prorotipe PNS bujangan : gaji selalu habis, kerja gak bener, malam-malam tak terarah sempat melekat di diri saya. Tentu saja tidak separah yang Anda bayangkan, karena bagaimanapun saya merasa saya seorang muslim yang biak dan rajin mengikuti liqoan...tapi itu cerita lain.

Singkat kata episode berikutnya dalam kehidupan saya adalah saya menikahi Wiwit Muktia S, seorang akhowat yang sebenarnya gak terlalu jauh dari hidup saya; ortunya (sekarang mertua saya) adalah rekan mengajar bapak saya. Walopun kalo dibilang kami dijodohkan kami akan protes "bukan dijodohkan, dikenalkan saja!" tapi percayalah bahwa di dalam hati kami mengiyakan 100 % anggapan itu. Itulah, yang menyebabkan sengsara tau tidak bukan perjodohannya boy, tapi proses dan orangnya, hehe...!! Alhamdulillah samapi sekarang semua berjalan mulus.

Episode lain adalah mempunyai anak. Anak kami lahir setelah menunggu cukup lama, 9 bulan "kosong" dan 9 bulan mengandung. Cerita tentang proses kehamilan dan kelahirannya anak saya (oh ya, namanya Husna) mungkin lain kali saya ceritakan. Asik, seru1 Bayangkan, hamil malah dibawa bolak balik Jakarta, lahirnya pun penuh perjuangan pake acara dipacu segala, terus ada acara mengungsi dari rumah karena simbahnya sakit thypus. Pokoknya, seru... Insya Allah, lain kali... ceritanya!

Episode yang saya jalani sekarang adalah menjadi mahasiswa D4 STAN, masih semester baru, matrikulasi bagian I. Ceritanya karena pernah baca buku Edensor karya Andrea Hirata maka saya sangat bersemangat .."memecahkan enigma ilmu pengetahuan Akuntansi..." walaupun nyatanya situasi tidak mendukung dan saya menyesal telah menajdi korban novel fiksi. ^_^. Yang jelas semangat itu beda ketika seorang dari luar Jawa diberi kesempatan belajar hampir 3 tahun lamanya di Jawa, disertai istri dan anak. Dan semangat itu menular sampai ke tulisan saya, semua menyerempet masalah istri, anak... kadang saya ragu apa ini namanya fitnah keluarga? haha... segitunya! Tapi bagi saya (inginnya) ini hanya euforia sesaat jadi ayah baru.

Semoga ke depan lebih baik lagi.OK karena warnetnya sudah dipenuhi antrian pelanggan, saya cukupkan sekian dulu cuap-cuap saya... Lain kali disambung lagi...

Bangkitlah Negeriku, harapan itu masih ada!!